Pembangunan Proyek Kereta Api Cepat (KCIC) Jakarta-Bandung Tunnel Walini menurut Rini Soemarno Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di akhir tahun 2019 progres pembangunan akan mencapai 60%.
Pembangunan Tunnel merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan Proyek Kereta Api Cepat (KCIC) Jakarta-Bandung, hal ini dikarenakan tingkat kesulitan dan waktu yang bisa dibilang lama.
Jika melihat progres pembangunan yang memuaskan, Direktur KCIC Chandra Dwiputra meyakinin bahwa pembangunan beberapa titik lainnya akan segera rampung.
“Berkat dukungan dari seluruh pihak, kini, Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung telah mencapai progress 17,38%. Pembangunannya sedang digelar secara masif dan merata di berbagai titik guna mencapai target progress pada akhir tahun sebesar 59,78%,” jelas Chandra dilansir dari wartaekonomi.co.id.
Sebagai tunnel pertama yang berhasil ditembus, Tunnel Walini memiliki lebar diameter dalam mencapai 12,6 meter dan lebar diameter luar mencapai 14,3 meter.
Terowongan yang berlokasi di Kecamatan Cikalongwetan, Bandung Barat ini memiliki wesel di dalamnya serta 2 jalur kereta cepat dengan posisi DK95+472 pada inlet dan DK96+080 pada outlet. Sisi outlet dari tunnel ini akan langsung terhubung dengan Stasiun Walini.
Proses konstruksi Tunnel Walini dilakukan pada sisi inlet dan outlet secara bersamaan dengan menggunakan metode open-cut dengan menggali permukaan tanah hingga ke dasar galian dengan sudut lereng galian tertentu (slope angle). Tunnel Walini sendiri merupakan tunnel garis lurus dengan kemiringan 1‰ (satu per mil) dan memiliki klasifikasi tingkat batuan yang cukup tinggi (grade V) serta kedalaman maksimum 37 meter.
Dengan metode ini, sisi inlet tunnel memiliki total panjang galian 228 meter sedangkan sisi outlet sepanjang 380 meter. Pengerjaannya sendiri melibatkan lebih dari 120 pekerja konstruksi dengan penggalian tunnel mencapai rata-rata 35 meter dan pengecoran secondary lining rata-rata 36 meter setiap bulannya.