Indonesia telah mencatat peningkatan yang signifikan dalam ekspor perhiasan emas ke Uni Emirat Arab (UEA) sejak penerapan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab (Indonesia-UAE CEPA) pada awal September 2023. Pasca ekspor senilai US$6,98 juta oleh PT UBS pada bulan September, tiga produsen utama perhiasan emas Indonesia, yaitu UBS, PT Hartono Wira Tanik (HWT), dan PT King Halim, berhasil mengangkat nilai ekspor Indonesia menjadi US$280 juta.
Menurut Duta Besar Indonesia untuk UEA, Husin Bagis memaparkan total ekspor mencapai US$286,98 juta atau sekitar Rp4,5 triliun dengan kurs 1 dolar AS setara dengan Rp15.700. Langkah ini dianggap sebagai pencapaian yang menggembirakan dalam kurun waktu 49 hari setelah penerapan perjanjian perdagangan bilateral antara kedua negara.
Penerapan Indonesia-UAE CEPA, yang menandai fase baru dalam hubungan ekonomi antara kedua negara, telah memberikan manfaat signifikan bagi Indonesia. Sebagian besar manfaat tersebut terkait dengan pembebasan dan pengurangan tarif bea masuk secara bertahap untuk sejumlah besar produk Indonesia. Lebih dari 7.000 pos tarif dari total 7.581 pos tarif, mencakup 94%, akan menerima pembebasan tarif atau pengurangan dalam lima tahun mendatang.
Sejumlah produk Indonesia, termasuk ekspor perhiasan emas, produk kertas, minyak kelapa sawit, sabun, kendaraan bermotor, besi dan baja, peralatan listrik dan elektronik, serta komoditas lainnya, telah mendapatkan manfaat dari kebijakan pembebasan tarif yang dilakukan.
Dengan dorongan dan dukungan dari berbagai pihak, Indonesia optimis dapat mencapai target ekspor sebesar USD10 juta dalam tiga tahun mendatang. Diharapkan, implementasi Indonesia-UAE CEPA akan terus memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab, membuka peluang baru, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi kedua belah pihak.
Demikian informasi seputar perkembangan ekspor perhiasan emas ke UEA. Untuk berita ekonomi dan bisnis terkini hanya di Nutshell-movies.com.
