Raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Intel baru-baru ini mengumumkan langkah besar dalam upaya restrukturisasi perusahaan dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap 15 persen dari total karyawannya. Kebijakan ini berdampak pada sekitar 17.500 karyawan dari total 116.500 tenaga kerja yang dimiliki Intel hingga akhir Juni 2024. Manajemen perusahaan mengungkapkan bahwa sebagian besar proses PHK ini akan diselesaikan sebelum akhir tahun 2024.
CEO Intel, Pat Gelsinger, menjelaskan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk menyesuaikan sumber daya manusia dengan kebutuhan operasional yang baru.
“Kami membutuhkan lebih sedikit karyawan di kantor pusat, dan lebih banyak orang di lapangan yang mendukung pelanggan,” ujar Gelsinger dalam wawancaranya dengan Reuters.
Langkah ini mencerminkan upaya Intel untuk merespons dinamika pasar yang cepat berubah serta meningkatkan efisiensi operasional.
Keputusan PHK karyawan ini juga sejalan dengan pengumuman Intel yang akan memangkas biaya operasional dan mengurangi belanja modal lebih dari US$10 miliar atau setara dengan Rp162 triliun pada tahun 2025. Penghematan ini mencakup pengurangan investasi hingga 17 persen, serta pembatalan proyek besar seperti pembangunan pabrik chip senilai US$25 miliar di Israel, yang seharusnya dimulai pada Juni lalu.
Penurunan pendapatan dan posisi Intel yang tertinggal di pasar chip kecerdasan buatan (AI) menjadi salah satu alasan utama di balik langkah ini. Sepanjang tahun 2024, saham Intel telah mengalami penurunan lebih dari 40 persen. Untuk kuartal III 2024, Intel memproyeksikan pendapatan sekitar US$12,5 miliar hingga US$13,5 miliar, namun tantangan pasar yang dihadapi perusahaan masih sangat besar.
Meskipun demikian, Intel menegaskan bahwa Israel tetap menjadi salah satu pusat manufaktur dan penelitian global yang penting bagi perusahaan. Pabrik yang direncanakan di Kiryat Gat, Israel, masih dijadwalkan untuk dibuka pada tahun 2028 dan diharapkan akan memproduksi teknologi chip 10 nanometer. Komitmen Intel terhadap Israel tetap kuat, meskipun situasi geopolitik yang menegangkan di wilayah tersebut.
Langkah-langkah restrukturisasi ini menunjukkan bagaimana Intel mencoba untuk bertahan dan beradaptasi dalam industri teknologi yang sangat kompetitif. Dengan pengurangan tenaga kerja yang signifikan dan penghematan biaya besar-besaran, Intel berharap dapat memperkuat posisinya di pasar global di tengah tekanan ekonomi yang semakin meningkat.
Demikian informasi seputar PHK karyawan oleh Intel. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Nutshell-Movies.Com.