Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Febriany Eddy mengungkapkan bahwa proyek smelter nikel high pressure acid leach (HPAL) atau proyek HPAL Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, ditargetkan akan selesai pada tahun 2026.
Pernyataan itu disampaikan usai pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (5/9). Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Chairman Vale Base Metal Global Mark Cutifani dan Chief Sustainable and Corp Affair Vale Base Metal Emily Olson.
Febriany menjelaskan bahwa proyek HPAL Sorowako ini merupakan model unik yang menggabungkan sektor hilirisasi dengan upstream. “Pabrik HPAL ini akan dibangun dengan target rampung pada 2026, dan saat ini progresnya berjalan sesuai rencana. Ini merupakan model yang inovatif karena kami mengintegrasikan sektor hilirisasi dengan upstream,” katanya.
Proyek HPAL ini, yang bertujuan untuk memproduksi mixed hydroxide precipitate (MHP) dengan kapasitas tahunan sebesar 60.000 ton, merupakan bagian dari strategi Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya nikel dalam ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
“Pemerintah mengarahkan agar nikel dimanfaatkan untuk mendukung industri EV. Kami berkomitmen untuk mendukung kebijakan tersebut,” tambah Febriany.
INCO dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. tengah mencari mitra internasional tambahan untuk proyek ini. Sebelumnya, Febriany menyebutkan bahwa proyek HPAL Sorowako akan melibatkan tiga perusahaan dalam usaha patungan di sektor midstream, dengan dua pihak sudah bergabung, yaitu Huayou dan Vale.
“Saat ini, kami sedang dalam diskusi untuk menarik mitra ketiga, yang kemungkinan adalah pabrikan non-China seperti POSCO, LG Chem, Ford, atau VW,” ujar Febriany.
Proyek ini memerlukan investasi sebesar Rp30 triliun untuk pembangunan pabrik dan tambang, yang mulai dikonstruksi pada akhir 2023. INCO sendiri memegang saham minoritas sebesar 30% dalam proyek ini.
“Sejauh ini banyak pabrikan mobil yang tertarik, tetapi belum ada kepastian. Kami akan memberikan informasi lebih lanjut setelah ada perkembangan,” tandas Febriany.
Hingga paruh pertama 2024, INCO telah menghabiskan belanja modal sebesar US$118,4 juta atau sekitar Rp1,88 triliun, dan diharapkan total belanja capex untuk tahun ini mencapai US$380 juta atau Rp6,04 triliun untuk pengembangan tambang dan proyek smelter.
Demikian informasi seputar proyek HPAL Sorowako. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Nutshell-Movies.Com.