Warga Ghana telah melancarkan serangkaian protes yang berlangsung selama beberapa hari sebagai respons terhadap krisis ekonomi yang semakin parah di negara mereka. Ghana, seperti banyak negara lainnya, menghadapi tekanan ekonomi yang serius akibat meningkatnya utang publik. Pertumbuhan ekonomi Ghana diperkirakan melambat drastis, diproyeksikan hanya mencapai 1,5% tahun ini, dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 3,1% tahun sebelumnya. Ini adalah indikator yang jelas dari seberapa serius dampak krisis ekonomi ini terhadap negara.
Pemerintah warga Ghana sebelumnya telah mencoba mengatasi situasi ini dengan menyetujui program pinjaman tiga tahun senilai US$3 miliar bersama Dana Moneter Internasional (IMF) pada bulan Mei. Namun, tampaknya upaya ini belum cukup untuk memberikan bantuan yang diperlukan kepada warga yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka di tengah krisis ekonomi yang terus berlanjut.
Sejumlah demonstran di Ghana telah menggelar unjuk rasa, mengibarkan plakat dan bendera negara mereka, sambil mengecam lonjakan biaya hidup yang tidak terkendali dan kurangnya peluang kerja yang memadai. “Rata-rata warga Ghana kini berjuang untuk makan tiga kali sehari. Pemerintah tidak tampak peduli,” kata salah satu peserta unjuk rasa yang bernama Romeo.
Sementara itu, pihak kepolisian mengambil langkah-langkah tegas untuk mengendalikan situasi ini dengan memblokir jalan-jalan yang menuju ke Jubilee House, kursi kepresidenan Ghana. Pada hari pertama protes, sebanyak 49 orang ditangkap oleh kepolisian karena dianggap berkumpul secara ilegal dan melanggar ketertiban umum. Namun, pada hari berikutnya, situasi tampaknya lebih tenang tanpa tanda-tanda penangkapan tambahan. Ini bukan kali pertama warga Ghana menghadapi krisis ekonomi yang memuncak dalam aksi protes.
Tahun lalu, mereka juga melancarkan unjuk rasa karena lonjakan harga dan tantangan ekonomi lainnya, yang menyebabkan bentrokan dengan pihak kepolisian. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan sehari-hari warga Ghana, dan tekanan ini terus menjadi perhatian utama dalam dinamika politik dan sosial negara ini.